Kamis, 29 Mei 2014


Genesa Timah
Secara umum endapan timah di pulau Bangka berdasarkan genesanya terdiri dari endapan timah primer dan endapan timah sekunder. Genesa endapan timah primer terbentuk akibat dari intrusi batuan  granit biotite , dan  pada daerah kontak batuan endapan malihan  biasanya berasosiasi dengan tourmaline dan urat kuarsa timah pada zaman Triasic atas. Proses terbentuknya bermula dari adanya tekanan panas dari dalam bumi (Pneumatik hydrothermal) yang menyebabkan cairan magma yang bersifat asam mengandung gas SnF4  menerobos dan mengisi celah-celah rekahan, kemudian kontak dengan lapisan tanah penutup yang berupa pasir, lanau, ataupun schist dan membeku secara perlahan-lahan  maka terjadilah reaksi kimia dasar  yang membentuk endapan timah primer.
SnF4    +    2H2O        →           SnO2    +     4HF
SnCl4   +    2H2O        →           SnO2     +     4Cl
SnO2 yang dikenal dengan kasiterite, merupakan senyawa Sn yang utama. Seiring proses pembekuan mulailah terbentuk mineral-mineral ikutan, seperti : monazite (CeLaYTh), ilmenite (FeTiO3), xenotime (YPO4), zircon (ZrSiO4), tourmaline (HgAl3(BOH)), dan sebagainya. Dalam proses kelanjutan  dialam tropis yang panas dan lembab akan terjadi proses pelapukan, baik secara mekanik ataupun kimiawi yang kemudian berlanjut dengan proses erosi. Hasil pelapukan tersebut diangkut oleh air hujan lewat sungai-sungai dan terendapakan sepanjang aliran sungai dan lembah. Kasiterite sebagai mineral berat akan terendapkan lebih dulu, sedangkan kwarsa, zircon, monazite, ilmenite, dan xenotime sebagai mineral yang lebih ringan akan mengendap kemudian.
            Proses pengendapan yang menghasilkan timah sekunder dapat dibagi tiga tahapan, yaitu :
Tahapan Pendahuluan ( Early Stage )
Terbentuk karena proses pelapukan kimiawi yang dilanjutkan dengan proses pengendapan. Pada tahap ini terbentuk Primitive Placer Deposit yang pada  umumnya diketemukan pada kedalaman 0 – 10 meter dari permukaan tanah. Primitive Placer Deposit terdiri dari:
a.            Residual Deposit, adalah endapan yang terjadi akibat pelapukan batu induk  dan tidak mengalami pengangkutan.
b.            Elluvial Depositadalah endapan hasil pelapukan yang dilakukan oleh air hujan tetapi belum diangkut  oleh air hujan.
c.            Colluvial Depositadalah endapan hasil pelapukan yang terjadi akibat peluncuran tanah, tetapi pada suatu tempat yang agak rata terhenti, lalu diikuti oleh proses pengayaan
d.            Kaksa, adalah endapan biji timah yang langsung berada diatas batuan dasar.
 Tahapan Pertengahan ( Middle Stage )
Pada tahap ini mineral yang telah lapuk diangkut dan diendapkan sehigga membentuk endapan alluvial yang biasa diketemukan pada kedalaman kurang dari 30 m. Endapan alluvial tersebut meliputi:
a.            Mincan, adalah endapan timah yang berada diantara dua over burden dan membuat seolah-olah orebody ini melayang.
b.            Kaksa, adalah endapan bijih timah yang langsung berada diatas batuan dasar ( granit).
Tahapan Lanjut ( Advanced stage )
Pada tahap ini material yang diangkut dan diendapkan mengalami proses pengendapan kembali akibat perubahan muka air laut selama masa Pleistosen, sehingga membenuk  Modern Placer Deposite   yang meliputi antara lain :
a.            Alluvial Deposite, adalah endapan yang telah mengalami transportasi yang relatif jauh, baik yang disebabkan oleh air hujan maupun oleh aliran sungai yang kemudian diendapkan didaerah lembah sungai. Ciri dari bentuknya ,mempunyai butiran yang halus dan membulat.
b.            Beach Deposite, adalah endapan  hasil pelapukan yang diangkut oleh air hujan dan aliran air sungai, lalu diendapkan dipantai dengan bantuan ombak laut.
            Lapisan endapan kaksa ini biasanya terdapat pada lembah - lembah sungai purba, dimana merupakan hasil erosi pada granit. Tipe-tipe endapan timah kaksa antara lain:
a.             Endapan Kaksa Dangkal, yaitu dengan kedalaman maksimal 5 meter, ketebalan lapisan tanah penutup sekitar 3 meter dan ketebalan lapisan timah 2 meter.
b.             Endapan Kaksa Agak Dalam, yaitu dengan kedalaman 3 – 13 meter, ketebalan lapisan tanah penutup sekitar 10 meter dan ketebalan lapisan timah 3 meter.
c.             Endapan Kaksa Dalam, yaitu dengan ketebalan 10 – 20 meter, ketebalan lapisan tanah penutup sekitar 15 meter dan ketebalan lapisan timah 5 meter,.
d.             Endapan Kaksa Sangat Dalam, yaitu dengan ketebalan < 20 meter, ketebalan lapisan tanah penutup sekitar 30 meter dan ketebalan lapisan timah 10 meter.
Endapan alluvium muda yang mengandung lapisan timah mincan juga dijumpai di daerah Bemban dengan penyebarannya sesuai dengan arah lembah. Endapan ini sering terdapat pada atas endapan alluvium tua. Ciri khas endapan ini adalah kandungan bahan organik yang berwarna hitam dan bersifat humus, terdapat pada jenis tanah lempungan atau pasir lepas. Pasir ini berbutir kasar tetapi jarang dijumpai fragmen-fragmen yang berukuran gravel,
 
 Mineral Utama dan Mineral Asosiasinya
Di Pulau Bangka mineralisasi berlangsung disekitar badan granit yang berhubungan dengan magma asam dan menembus lapisan batuan sedimen (disebut intrusi granit) sehingga deposit ditemukan di daerah kontak (Contact Zone). Dalam proses kelanjutannya terjadi proses pelapukan baik kimiawi maupun mekanis, yang kemudian berlanjut dengan proses erosi, dan tertransportasi lewat sungai. Bijih timah terdiri dari mineral Cassiterite (SnO2) sebagai mineral utama dan selalu diikuti pula oleh beberapa mineral assosiasi serta sekelompok gangue mineral.
a.            Mineral utama
Mineral utama bijih timah adalah Cassiterite (SnO2). Mineral ini secara alami terbentuk dari proses hydrothermal magmatik. Timah di Indonesia (Bangka, Belitung, Singkep, dan sekitarnya) pada umumnya merupakan timah sekunder, walaupun dibeberapa tempat ditemukan timah primer. Bentuk dan system kristal Cassiterite tetragonal system. Warna mineral ini coklat atau hitam, dengan ukuran butiran yang umum terdapat +200 mesh.
b.            Mineral assosiasi
Mineral assosiasi yang umum terdapat dalam bijih timah pada umumnya juga merupakan mineral sekunder, dengan proses pengkayaan atau terendapnya mineral tersebut bersamaan dengan pengendapan timah. Mineral assosiasi yang umum terdapat dalam bijih timah berdasarkan sifat fisik mineral dan karakteristiknya dapat ditunjukkan pada tabel
Sifat Fisik Mineral Ikutan dan Karakteristik
No
Mineral
Rumus Kimia
Berat Jenis
Warna
Kekerasan
Kelistrikan
Kemagnetan
1.
Cassiterite
SnO2
6,8 – 7,1
Kuning, Coklat, Kuning kemerahan, Coklat kehitaman, Coklat tua
6 – 7
Conduktor
Non magnetic
2.
Ilmenite
FeTiO3
4,5 – 5
Hitam besi, Hitam keabuan
5 – 6
Conduktor
Magnetic
3.
Monazite
(CeLaYTh) PO4
4,6 – 5,3
Kuning, Jaring-jaring hijau
5 – 5,5
Non Conduktor
Magnetic
4.
Xenotime
YPO4
4,4 – 5,3
Kuning keabu-abuan
4 – 5
Non Conduktor
Magnetic
5.
Z
ZrSiO4
4,2 – 4,7
Putih bening hingga kuning, kehijauan
7,5
Non Conduktor
Non Magnetic
6.
Pyrite
FeS2
4,8 – 5
Kuning, Kuning tembaga muda
6 – 6,5
Conduktor
Non Magnetic
7.
Marcasite
FeS2
4,8 – 5
Kuning tembaga muda, kuning keabuan
6 – 6,5
Conduktor
Non Magnetic
8.
Hematite
Fe2O3
5 – 5,2
Hitam besi, abu-abu besi
5,5 – 6,5
Conduktor
Magnetic
9.
Topaz
Al2SiO4
(FOH)2
3,5 – 3,6
Tidak berwarna, Merah jambu, Ungu
8
Non Conduktor
Non Magnetic
10.
Limonite
2FeO33H2O
3,6 – 4
Coklat tua sampai Hitam
5 – 5,5
Conduktor
Magnetic
11.
Tourmaline
HgAl3(BOH)2S14O19
3 – 3,2
Hijau kehitaman, Hitam
7 – 7,5
Non Conduktor
Non Magnetic
12.
Quartz
SiO2
2,6 – 2,65
Tidak berwarna, Bening putih
7
Non Conduktor
Non Magnetic
13.
Anatase
TiO2
2,9
Kuning keputihan, Coklat, Coklat hitam
Conduktor
Non Magnetic
14.
Rutile
TiO2
4,2 – 4,3
Merah, Merah kehitaman, Kuning tua, Coklat
6 – 6,5
Conduktor
Magnetic
15.
Magnetite
FeOF2O3
4,9 – 5,2
Hitam bersih
5,5 – 6
Conduktor
Magnetic
16.
Siderite
FeCO3
3,8 – 4
Kuning kecoklatan
3,5 – 4
Non Conduktor
Magnetic
17.
Spinel
MgAl2O3
3,5 – 4,1
Biru violet, Hijau
8
Non Conduktor
Non Magnetic
18.
Galena
PbS
7,4 – 7,6
Biru kehitaman
3
Conduktor
Magnetic
19.
Wolframite
(Fe, Mn)WO4
7,1 – 7,5
Hitam, Coklat, kelabu gelap
5 – 5,5
Conduktor
Magnetic
20.
Colombite
(Fe, Mn)Nb2O6(Fe, Mn)Ta2O6
5,5  - 8,2
Hitam, Hitam kecoklatan
6
Conduktor
Magnetic
21.
Tantalite
(Fe, Mn)(Nb, Ta)2O6
7,1 – 7,5
Hitam
6
Conduktor
Magnetic
22.
Kaoline
Al2O3.2SiO2.2H2O
2 – 2,6
Putih
2 – 2,5
Non Conduktor
Non Magnetic

 Manfaat Timah
            Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan untuk solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan & perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%).
a.            Logam Timah dan Paduannya
Logam timah banyak manfaatnya baik digunakan secara tunggal maupun sebagai paduan logam (alloy) dengan logam yang lain terutama dengan logam tembaga. Logam timah juga sering dipakai sebagai container dalam berbagai macam industri. Contoh-contoh paduan antara tembaga dan timah adalah:
·                     Pewter, merupakan paduan antara 85-99% timah dan sisanya tembaga, antimony, bismuth, dan timbale. Banyak dipakai untuk vas, peralatan ornament rumah, atau peralatan rumah tangga.
·                     Bronze adalah paduan logam timah dengan tembaga dengan kandungan timah sekitar 12%.
b.            Plating
Logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti seng, timbale dan baja dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak dipergunakan untuk melapisi kaleng kemasan makanan dan pelapisan pipa yang terbuat dari logam.
c.            Superkonduktor
Timah memiliki sifat konduktor dibawah suhu 3,72 K. Superkonduktor dari timah merupakan superkonduktor pertama yang banyak diteliti oleh para ilmuwan contoh superkonduktor timah yang banyak dipakai adalah Nb3Sn.
d.            Solder
Solder sudah banyak dipakai sejak dahulu kala. Timah dipakai dalam bentuk solder merupakan campuran antara 5-70% timah dengan timbale akan tetapi campuran 63% timah dan 37% timbale merupakan komposisi yang umum untuk solder. Solder banyak digunakan untuk menyambung pipa atau alat elektronik
e.            Pembuatan Senyawa Organotin
Senyawa organoti merupakan senyawa kimia yang terdiri dari timah (Sn) dengan hidrokarbon membentuk ikatan C-Sn. Senyawa ini merupakan bagian dari golongan senyawa organometalik. Senyawa ini banyak dipakai untuk sintesis senyawa organic, sebagai biosida, sebagai pengawet kayu, sebagai stabilisator panas, dan lain sebagainya.
f.             Pembuatan Senyawaan Kimia Untuk Berbagai Keperluan
Logam timah juga dipakai untuk membuat berbagai maca senyawaan kimia. Salah satu senyawa kimia yang sangat penting adalah SnO2 dimana dipakai untuk resistor dan dielektrik, dan digunakan untuk membuat berbagai macam garam timah. Senyawa SnF2 merupakan aditif yang banyak ditambahkan pada pasta gigi. Senyaan timah, tembaga, barium, kalsium dipakai untuk pembuatan kapasitor. Dan tentu saja senyawaan kimia juga sering dipakai untuk pembuatan katalis. Senyawaan Timah yang penting adalah organotin, SnO2, Stanat, timah klorida, timah hidrida, dan timah sulfida.

-->